Gundala – Pengantin Buat Gundala  

Posted by Cesario Tarigan in ,

Seri Pengantin Buat Gundala terdiri dari 6 jilid. Kisah ini diawali perjalanan kereta api cepat dari Surabaya menuju Yogya. Sedhah dan regu kancil asyik berbincang bincang tentang pengalaman mereka menumpas gerombolan Pangkalan Pemunah Bumi. Bagi yang belum membaca serial ini bisa baca di sini.

Ketika kereta berhenti di stasiun Nganjuk, Sedhah dihampiri seorang pria berkacamata hitam dan menunjukkan secarik kertas. Isi kertas itu: “Jangan ribut! Aku membawa senjata! Ikutlah aku!!” Segera Sedhah mengikuti pria itu, sambil menerangkan ke teman teman kecilnya bahwa dia mau menemui seorang teman. Sedhah diapit 2 orang pria dan segera turun kereta. 2 Pria itu mengancam dan menggiring sampai ke sebuah mobil yang sedang menunggu.

Di kereta, teman2 ciliknya mulai gelisah apalagi setelah kereta mulai berjalan lagi. Mereka mencari cari Sedhah ke gerbong lain, Sancaka menjadi curiga, dia bertanya tanya dan akhirnya mengetahui ada 2 orang pria yang menghampiri Sedhah sambil menunjukkan secarik kertas. Dengan melihat isi tas Sedha, Sancaka mengetahui alamat rumah Sedhah di Yogya. Sancaka kemudian menenangkan mereka, setelah itu dia ke kamar kecil dan turun dari kereta sebagai Gundala. Gundala bergerak ke arah stasiun Nganjuk dan bertanya tanya ke petugas stasiun. Dari mereka Gundala mengetahui bahwa Sedhah bersama 2 orang pria telah pergi dengan sebuah sedan berwarna merah. Merasa sia sia mencari, Gundala akhirnya memutuskan pergi ke Yogya menemui orang tua Sedhah.


Di tempat lain, Sedhah yang diculik disuruh merekam suaranya dengan membacakan tuntutan penculik yaitu: uang tebusan 50jt dan formula RX7 AM. Kaset ini sampai ke bapak Sedhah, dia mendengarkan isi kaset bersama Gundala. Bapak Sedhah rupanya bersedia memenuhi tuntutan para penculik dan tidak mau ada campur tangan Gundala, karena dia takut nyawa anaknya jadi terancam. Formula yang diinginkan para penculik itu adalah formula awet muda.

Gundala menemui temannya, Nemo, di teater sandiwara Stemka. Dia mengajak Nemo untuk memata matai bapak Sedhah, dokter Aragani, dengan memakai mobil.

Di tempat penculik, Sedhah ditinggalkan berdua bersama Aleks dan Janarta. Sedangkan ketua penculik, Fuad, bersama Tumiran, menuju ke tampat lokasi di mana uang tebusan dan formula itu harus diletakkan. Seorang penculik lainnya, Kosmas, bertugas mengawasi kediaman dokter Aragani. Sampai sore mulai gelap. Fuad merasa curiga karena dokter Aragani belum juga datang. Dia menghubungi Kosmas, Kosmas kemudian bergerak menyelidiki sekeliling rumah Aragani. Dia memperhatikan sebuah mobil yang tampaknya mencurigakan.

Sebenarnya itu adalah mobil Nemo dan Gundala. Gundala yang mengetahui ada pria menuju mobilnya, berpura pura tidur. Untunglah Nemo memang sedang tidur. Kosmas segera melapor ke Fuad bahwa situasi aman.

Di tempat penculik, Sedhah berbincang bincang dengan Aleks. Aleks memberi makan Sedhah. Setelah selesai, dia kembali mengikat tangan Sedhah kebelakang kursi. Namun entah sengaja atau ceroboh, ikatannya agak kendor. Ketika malam, Aleks mendatangi Sedhah sambil menutupinya dengan selimut. Sedhah yang curiga akan niat buruk Aleks, berhasil melepaskkan diri dan menghajar Aleks. Dia berteriak teriak, namun Janarta terlambat datang. Tetapi Janarta dapat melepaskan tembakan ke arah Sedhah namun meleset sehingga Sedhah dapat melarikan diri.

Fuad dan Tumiran sampai ke markasnya segera terperanjat karena Sedhah telah kabur. Aleks dan Janarta berdebat dan saling menyalahkan. Akhirnya Janarta-lah yang dituduh pengkhianat, dia ditembak namun hanya terkena tangannya saja. Janarta berhasil kabur.

Di tempat lain, Sedhah tanpa merasa lelah, lari ke arah puncak gunung Pandan. Sampai akhirnya dia terpelesat dan jatuh pingsan di dasar jurang. Anehnya, beberapa burung merpati bercahaya perak mengangkat tubuhnya dan membawa pergi ke sebuah istana di puncak gunung. Sedhah dibaringkan secara hati hati dalam sebuah ranjang. Istana itu adalah kerajaan Pantimas. Ketika siuman, Sedhah diberitahu Sri Ratu Shripaksi bahwa dia diangkat sebagai puterinya dan akan dijadikan seseorang yang mampu menumpas kejahatan di bumi.





Sedhah diberi sepasang gelang. Ketika terpasang, gelang itu menghilang ke dalam lengan Sedhah. Sedhah disuruh untuk menggosok2an lengannya, tiba tiba Sedhah sudah berubah kostum. Sedhah diberi nama Merpati yang disebut sebagai ratu dari segala burung di muka bumi. Kemudian, Sedhah diharuskan berendam dalam air 3 warna, masing2 warna dalam 1 hari.

Di rumah dr Aragani, dia akhirnya berangkat ke tempat yang ditentukan kelompok Fuad.

Dia dibuntuti Kosmas yang juga dibuntuti Gundalan dan Nemo. Dr Aragani sampai ke tempat yang ditentukan, ketika dia memperlihatkan isi koper dan formulanya, Kosmas memukul tengkuknya hingga pingsan. Gundala segera menolong tapi para penculik sudah kabur. Setelah membopong dr Aragani ke mobil, dengan mobil juga Gundala cs. mengejar para penculik. Sayang di sayang, Gundala terkena jebakan dan akhirnya mereka bertiga ditawan kelompok Fuad.

Merpati yang telah selesai berendam 3 hari 3 malam, akhirnya diberi ujian sebanyak 3 tahapan dan lulus. Akhirnya dia berangkat kembali ke Gunung Pandan dan kebetulan dapat menolong Junarta yang hampir jatuh ke dasar jurang. Dia membopong Junarta ke arah markas Fuad.

Di markas Fuad, dr Aragani memperagakan cara membuat formula awet mudanya. Setelah itu, kelompok Fuad segera pergi dengan membiarkan api menjalari markasnya. Gundala segera melepaskan rantai pengikatnya dan berusaha menolong Nemo dan dr Aragani dari kobaran api. Untunglah Merpati datang tepat waktu dan akhirnya mereka semua selamat. Kemudian dari keterangan Junarta, diketahui bahwa kelompok Fuad akan berkumpul di Hotel Rusa, Yogya.

Keesokan harinya, Gundala pergi ke hotel itu bersama Nemo. Sampai di hotel, Nemo menunggu di mobil dan Gundala mencari keterangan lewat resepsionis. Tumiran yang melihat Gundala segera pergi dengan membawa koper yang berisi uang tebusan dan formula. Nemo melihat Tumiran dan segera mencoba merebut koper tersebut. Tumiran menghajar habis2an, sampai kemudian teman2nya datang dengan sebuah mobil.

Tumiran akhirnya berhasil kabur, namun Nemo dapat mempertahankan koper itu. Gundala yang melihat bahwa kamar para penculik sudah kosong, segera lari menemui Nemo dan mendapatkan Nemo tergeletak. Bersamaan dengan itu, Merpati juga datang.

Nemo yang dibangunkan Gundala sempat marah2 karena Gundala tidak mendengar teriakan minta tolong darinya. Setelah suasana kembali tenang, Merpati dan Gundala janjian bertemu esok harinya di Taman Kota.

Esok harinya, Gundala yang sudah agak lama menunggu Merpati kemudian memutuskan berubah wujud menjadi Sancaka untuk “mengerjai” Merpati yang terlambat datang. Merpati akhirnya datang dan segera mencari2 Gundala. Sancaka datang menemui Merpati dan berhasil “mengompori” Merpati. Merpati kemudian disuruh menunggu Gundala. Gundala akhirnya datang menemui Merpati yang sedang ngambek. Setelah Gundala membujuk bujuk, akhirnya hati Merpati dapat mencair, setelah itu mereka dapat berunding.

Di markas para penculik, gara2 keki duit tebusan mereka direbut, mereka berencana membunuh Gundala. Gundala dan Merpati yang sedang kasmaran, menjadi lengah. Ketika suatu malam mereka sedang ngobrol di taman, seorang kakek menitipkan bungkusannya ke Gundala, dengan alasan mau membeli tembakau. Untunglah Gundala dapat mendengar bunyi jam di bungkusan itu dan menyelamatkan dirinya serta Merpati pas beberapa detik sebelum meledak.

Beberapa hari kemudian, ketika mereka sedang berdiskusi, ada yang menembaki mereka. Gundala akhirnya dapat menemukan penembaknya. Namun cuman sebuah robot. Saat itu terdengar bunyi gemuruh petir dan angin menjadi kencang bagaikan topan badai yang menyedot tubuh mereka berdua. Setelah semuanya reda, mereka sudah berada di kerajaan Petir. Rupanya Kaisar Bronz sudah meminang Merpati lewat Sri Ratu dan diterima.

Gundala dan Merpati ditanya, apakah dengan wujud asli mereka, masih akan saling mencintai? Mereka menjawab iya, lalu mereka disuruh berdiri saling membelakangi. Kaisar Bronz dan Sri Ratu kemudian mengungkapkan wujud asli Gundala dan Merpati. Sancaka dan Sedhah yang sudah pernah bertemu jadi terheran heran dan malu malu (tapi mau).

Kaisar Bronz kemudian memberitahu, bahwa para penculik saat ini sedang berada di bukit Wijil dan mereka sangat berniat membunuh Gundala.

Di markas para penculik, mereka berniat untuk menculik Nemo. Karena merasa mereka bakal kewalahan menghadapi Gundala dan teman2nya yang superhero.

Gundala dan Merpati yang datang ke markas mereka, mendapati bahwa para penculik sudah pergi.

Memang, para penculik rupanya sedang menelusuri jejak Nemo dan akhirnya mereka mengetahui bahwa Nemo berada di gelanggang sedang latihan sandiwara. Segera mereka masuk gelanggang dan menodong sebuah pistol kepada Nemo dan rekan2nya. Untunglah Nemo mempunyai teman seorang Yudoka, yaitu Dipto yang dapat menghajar Fuad dan membuang pistolnya. Melihat itu, Nemo dan teman2nya bergerak maju membantu Dipto. Hal ini membuat kelompok Fuad pergi kabur.

Karena merasa gagal terus, mereka berencana bersembunyi untuk mencari kesempatan yang bagus.

Dalam beberapa hari, tidak ada gerakan dari kawanan Fuad. Karena itu, akhirnya Sancaka dan Sedhah meresmikan hubungan mereka. Acara pernikahan mereka berlangsung sederhana dengan dihadiri sanak sodara dan sobat sobat terdekat. Setelah itu Gundala dan Merpati kembali melacak Fuad, c.s.

Di tempat lain, Maza, Godam, Aquanus, Sembrani dan pangeran Mlaar berbincang bincang tentang Gundala yang mempunyai pacar baru. Mereka kemudian menemui Gundala dengan maksud hendak mengenal pacar Gundala tersebut. Mereka kaget setelah mengetahui bahwa Gundala dan Merpati sudah kawin. Karena Gundala dan Merpati kawin dalam bentuk manusia asli, para superhero itu berencana membuat pernikahan lagi dengan bantuan Nemo dan membuat pengumuman serta menyebarkannya ke penjuru dunia.

Kabar ini sampai kepada para hero Amerika, Afrika, Eropa dan Asia. Sampai Sun Go Kongpun yang sedang melayang duduk di tongkat saktinya, membaca berita itu serta ingin menyumbangkan acara wayang Potehi.

Tetapi para penjahat yang sangat dendam terhadap Gundala juga mendengar berita itu. Termasuk Pengkor dan Gazhul yang segera merencanakan pembunuhan Gundala. Fuad dan kawan2nya juga segera merencakan meledakkan acara pernikahan Gundala.

Di rapat panitia pernikahan Gundala, para superhero saling berbagi tugas untuk mengamankan acara pernikahan itu.

Fuad segera mengirimkan seorang anak buahnya untuk memasang bom dengan berpura pura menjadi anggota dekorasi. Akhirnya dia berhasil memasang bom dan keluar tanpa dicurigai. Satu bom lagi akan dikirimkan lewat orang lain. Sehingga direncakan akan ada 2 buah bom yang meledakkan acara pernikahan itu.

Pada saat hari “H”, para tamu banyak sekali yang berdatangan. Sembrani ditugaskan untuk memeriksa semua bingkisan yang sedang dibawa para undangan. Ketika seorang wanita muda membawa kado, Sembrani dapat mendeteksi adanya bom di dalam kado tersebut. Segera dia mengamankan wanita berikut kadonya itu. Wanita itu langsung diinterogasi dan ternyata dia disuruh 2 orang pria, bom dalam kado dapat dijinakkan Sembrani.

Di luar gedung, pangeran Mlaar dan Untara melihat sebuah mobil yang mencurigakan. Mereka dapat mendengar pecakapan di dalamnya. Ternyata mereka adalah Fuad dan 2 rekannya yang menyebutkan bahwa 3 menit lagi akan terjadi ledakan, Ciri2 mereka sesuai dengan keterangan wanita yang membawa kado bom. Segera pangeran Mlaar beraksi dibantu Untara. Aksi mereka dapat meringkus 3 orang itu. Fuad yang diancam Pangeran Mlaar, kemudian menyebutkan lokasi 2 bom. Tetapi dia tertawa saja, karena merasa bahwa para superhero tidak punya waktu untuk menjinakkan bom itu.





Memang ada sebuah bom lagi yang dibawa seseorang wartawan, bom itu diletakkan dalam sebuah kado. Dia menitipkan bungkusan itu kepada Nemo, karena sibuk Nemo lupa menyerahkannya ke Sembrani. Rupanya Gundala dan Merpati sudah datang setelah bebas dari kemacetan. Sehingga Nemo sibuk untuk mengumumkan kedatangan pasangan pengantin.

Segera para hadirin berdiri dan melihat pasangan Gundala dan Merpati dengan busana adat Jawa berjalan di tengah tengah mereka.

Untunglah wartawan itu kembali mengingatkan adanya kado yang dititipkannya ke Nemo. Seorang superhero meminta kado itu dari Nemo dan menyerahkan ke Godam yang dapat terbang. Sehingga bom itu meledak di angkasa. Ledakan itu membuat para hadirin dan pasangan pengantin kaget.

Tiba tiba Sun Go Kong membuat kehebohan dengan meledakkan kursi pengantin. Lalu dia menciptakan kursi pengantin baru yang lebih indah dengan tongkatnya. Untunglah Sun Go Kong meredakan suasana dengan mengumumkan bahwa itu adalah pertunjukan sulap. Segera terdengar gemuruh tepuk tangan para undangan.

Kepada teman2 superhero, Sun Go Kong mengatakan bahwa dia menghancurkan kursi karena ada seprei beracun beracun buatan Pengkor dan Ghazul. Namun dia tidak berhasil menangkap 2 orang penjahat itu.

Akhirnya, para superhero dapat merayakan keberhasilan mereka mengamankan pernikahan Gundala dan Merpati. Acara pernikahan itu dapat berlangsung aman dan meriah. Para tamu juga dapat merasakan kebahagiaan Gundala dan Merpati. SEKIAN.